Tuesday, November 29,
2011
Program Khusus MAN 1 Surakarta menjadi Trendsetter Pengembangan Madrasah
Tidak berlebihan kiranya untuk mengatakan bahwa Program Khusus MAN 1 Surakarta
menjadi salah satu trendsetter pengembangan Madrasah Aliyah di Indonesia. Daya
tarik madrasah yang berada di kota bengawan ini telah menarik banyak madsarah
baik di Jawa Tengah maupun dari luar Jawa Tengah. Tiap tahun rata-rata terjadi
6 kunjungan dari berbagai madrasah, khususnya di jawa tengah dan Jawa Timur.
Bahkan beberapa madrasah dari luar jawa pun pernah study banding ke madrasah
negeri tertua di Indonesia ini, seperti dari Lampung dan kepulauan Riau. Selain
menjadi salah satu tujuan study banding, Program Khusus MAN 1 Surakarta juga
menjadi tujuan kunjungan dan penelitian kependidikan dari berbagai perguruan
tinggi, baik untuk keperluan skripsi, tesis hingga desertasi.
Ada banyak hal yang menjadi daya tarik berbagai pihak, khususnya dari kalangan
madrasah. Akan tetapi yang paling mengemuka adalah sebabagi berikut :
1. Eksistensi Program Khusus. Program khusus MAN 1 Surakarta yang ada sekarang
merupakan kelanjutan dari Madrasah Aliyah Program Khsusus (MAPK) yang dirintis
oleh menteri agama KH.Munawir Sadzali, pada tahun 1990 sebagai proyek madsarah
keagamaan percontohan. Program ini pada mulanya hanya ada 10 di seluruh
Indonesia dan kemuadian dikembangkan menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan. Program
pendidikan madrasah dengan sistem pondok pesantren (islamic boarding school)
ini merupakan perpaduan antara 3 model pendidikan Islam, yaitu madrasah
(sekolah Islam), pondok salaf , dan pondok modern. MAPK dan MAKN dinilai oleh
banyak pihak telah berhasil menelorkan alumni madrasah yang berkualitas. Namun
seiring dengan perubahan kebijakan pendidikan nasional, pemerintah membubarkan
program ini. Namun demikian MAN 1 Surakarta tetap menyelenggarakan model
pendidikan MAPK dengan sistem pondok pesantren secara mandiri hingga sekarang.
2. Faktor Alumni. Meskipun usia Program Khusus MAN 1 Surakarta relatif muda (21
tahun) , akan tetapi alumninya telah tersebar di berbagai perguruan tinggi baik
di dalam maupun di luar negeri. Lebih dari 130 alumni madrasah ini telah
melanjutkan studi ke Timur Tengah dan negara Asia lainnya. Alumni yang belajar
di Al Azhar Kairo telah banyak mencatat prestasi. Beberapa ada yang mencatatkan
sejarah sebagai mahasiswa asing terbaik, doktor muda. Bahkan tiga kali
berturut-turut alumni MAN 1 Surakarta menjadi mahasiswa Indonesia terbaik di
Kairo. Tidak hanya di Timur Tengah, banyak juga alumni madrasah ini yang telah
menempuh pendidikan S2 dan S3 di Eropa, seperti Belanda, Canada, German,
Inggris dan Australia. Kiprah alumni di masyarakat pun terhitung mengkilat,
mulai dari guru, penulis, penerjemah, peneliti, pengusaha dan lain-lain. Di
antara alumni yang dikenal luas adalah Habiburrahman Al Sirazy (Penulis Novel)
dan Burhanuddin Muhtadi (Pengamat Politik LSI).
3. Faktor Pembelajaran Bahasa Arab. Faktor lain yang menarik berbagai madrasah
untuk melakukan studi ke Program Khusus MAN 1 Surakarta adalah faktor
pembelajaran bahasa Arab dan Inggris. Di samping mendalami ilmu-ilmu keIslaman
peserta didik pada madrasah ini dituntut mampu berbahasa Arab dan Inggris
aktif. Kegiatan pembelajaran mapel-mapel agama juga menggunakan bahasa Arab
sebagai bahasa pengantarnya. Secara rutin siswa juga mendapatkan pengalaman
mempraktekan bahasa Arab dan Inggris mereka bersama penutur asli (native
speaker). Minimal setahun 2 kali Program Khusus MAN 1 Surakarta mendatangkan
native dari Eropa dan Timur Tengah untuk menjadi guru tamu. Banyak native yang
merasa excited setelah mengetahui bahwa para siswa Program Khusus MAN 1
Suakarta aktif berbahasa Arab atau Inggris. Beberapa perguruan tinggi juga
pernah mengajak mahasiswa jurusan bahasa Arab berkunjung ke madrasah ini,
seperti UIN Malang dan UIN Yogjakarta.
Dengan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi oleh pendidikan keagamaan
umumnya dan madrasah pada khususnya, ternyata Program Khusus MAN 1 Surakarta
masih dapat menunjukkan eksistensinya dan bahkan dengan penuh semangat dan
kemantaban mengayunkan langkahnya menuju pendidikan madrasah yang ungggulan
tidak hanya pada tingkat nasional, melainkan juga internasional.
Like · · Follow Post · November 20 at
9:45am
Syahrul Rahman, Fath Erison, Karni Ushalli and 26 others
like this.
Saiful Rang Piliang mumpung tidak jauh
dari Solo, diminta kawanku Benny Ridwan utk stuban ke MAN I Surakarta, hehe
Yosef Chairul Ok. Segera d
tindaklanjuti bg alumni yg seputaran surakarta untuk d diskusikan pada 1/4 abad
nanti
November 20 at
11:57am via mobile ·
Like · 1
Arifkasyafputra faktor senioritas jga
berpengaruh g y...?
November 20 at
12:29pm via mobile ·
Like
Benny Ridwan Yang mendidik alumni MAPK
Solo menjadi sukses dan besar adalah alumni MAPK Kotobaru, gak percaya, tanya
sama Bambang Irawan,
Febri Yulika
November 20 at
6:56pm via mobile ·
Like · 1
Benny Ridwan Jika MAPK SOLO punya
Habiburrahman, kita punya Mhd Amin, jika mrk punya Burhanudin, kita punya Iswandi Syahputra,
Imam Mansur,
tapi mrk belum punya pengusaha emas spt Sutan Muluk Putra
Caniago, mrk belum punya pakar telematika seperti
Ermansyah Tuangku Imam, Mansyah Tgk Imam
Ermansyah Tuangku Imam, Mansyah Tgk Imam
November 20 at
7:03pm via mobile ·
Like · 3
Idramis Assyariby di solo
juga ada Sidik Hasan
dan SUEFRIZAL / Bang Rizal (G.V). moga bisa diajak kerja samanya..........
Aji Dasrial Syams Kita selalu membanggakan
sekolah lain,.... Padahal kita tidak jauh ketinggalan dr mereka,.... Malah
bersaing,... Coba lihat tamatan lipia, iain (uin sekrng) di jkt,.... Buktinya
para alumni menjadi dosen di daerah solo dan skitarnya,.... Kita tdk percaya
dgn kekuatan kita sendiri,.......
November 20 at
9:02pm via mobile ·
Like · 5
Febri Yulika ya bang Benny Ridwan...apalagi
ngajari anak solo bagaimana grup Kobar kompak dalam manjat stadion sriwedari
solo biar gratis nonton bola Arseto Solo Vs medan jaya, PSMS Medan atau Semen
Padang., betul begitu mas Bambang Irawan?
Saiful Rang Piliang Dr. Febri bukak coki,
yg dr jogja ada yg datang ikut nonton gratis ga tuh???
November 20 at
9:50pm via mobile ·
Like
Febri Yulika penggila bola itu adanya di
solo bukan jogja pak hakim Saiful Rang Piliang
Saiful Rang Piliang Inggih, sendiko dawuh
pak Doktor.. Haha
November 20 at
9:53pm via mobile ·
Like · 1
Iswandi Syahputra Saya ke
stadion Sriwedari Solo hanya demi mengejar Iwan Fals pentas...
November 20 at 10:29pm
via mobile · Like
Edward Bot Jangan lupa...sebelum ke SOLO
mampir ke Sragen (Rumah Bu'e)...
Irhas Papanya Zaya Kanda
Zulhamdi sebenarnya ngabdi di solo atau di kobar? Paham kali dengan mapk solo..
Hehhe
November 21 at
11:04am via mobile ·
Like
Mohammed Rakhmat Alam hmm,,
sepertinya ada kesalahpahaman komentator dalam membaca dan merespon postingan
ustadz kakanda Ustad Zulhamdi.
Sebagai alumni yang mengabdi di kobar, tentu beliau mengetahui bagaimana
kondisi mapk/makn sekarang. Nah karena kondisi mapk koto baru yang sekarang
sedikit pudar, karena kekhawatiran dan kecintaan beliau lah kanda ustadz
zulhamdi menulis ini, melihat mapk/makn solo -walau terjadi
"kekacauan" mapk di seluruh mapk/makn di Indonesia- tetap eksis,
tetap maju, tetap mempertahankan sisem pembelajaran lama, dan menjadi perhatian
di seluruh man/makn di Indonesia serta unggul secara nasional untuk masa
sekarang (bukan masa lalu).
Ingat, roda selalu berputar, Kita jangan hanya melihat kejayaan masa lalu, sekarang adalah saatnya untuk menatap masa depan, mungkin dengan studi banding dengan mapk solo/surakarta tersebut bisa sedikit membantu untuk memecahkan problematika makn koto baru saat ini baik dari kurikulum dan sistem pembelajaran, sistem peraturan dan lain-lainnya.
Salam kompak selalu dari Generasi 19.
Ingat, roda selalu berputar, Kita jangan hanya melihat kejayaan masa lalu, sekarang adalah saatnya untuk menatap masa depan, mungkin dengan studi banding dengan mapk solo/surakarta tersebut bisa sedikit membantu untuk memecahkan problematika makn koto baru saat ini baik dari kurikulum dan sistem pembelajaran, sistem peraturan dan lain-lainnya.
Salam kompak selalu dari Generasi 19.
Edward Bot itu hanya Soal regulasi
kebijakan bung!
Ahsanul Sultan Sulaiman Arif
tapi mapk dulu dan sekarang sudah beda jauh kanda....
Ahsanul Sultan Sulaiman Arif
k zulhamdi sebagai pelaku sejarah dulu dan sekarang mungkin merasakannya...
bukan begitu kanda zulhamdi...
Oleh: Zulhamdi
0 Komentar Aje':
Posting Komentar