Selasa, 11 Desember 2012

Mengembalikan MAPK 18 comments



Tuesday, November 29, 2011
Program Khusus MAN 1 Surakarta menjadi Trendsetter Pengembangan Madrasah
Tidak berlebihan kiranya untuk mengatakan bahwa Program Khusus MAN 1 Surakarta menjadi salah satu trendsetter pengembangan Madrasah Aliyah di Indonesia. Daya tarik madrasah yang berada di kota bengawan ini telah menarik banyak madsarah baik di Jawa Tengah maupun dari luar Jawa Tengah. Tiap tahun rata-rata terjadi 6 kunjungan dari berbagai madrasah, khususnya di jawa tengah dan Jawa Timur. Bahkan beberapa madrasah dari luar jawa pun pernah study banding ke madrasah negeri tertua di Indonesia ini, seperti dari Lampung dan kepulauan Riau. Selain menjadi salah satu tujuan study banding, Program Khusus MAN 1 Surakarta juga menjadi tujuan kunjungan dan penelitian kependidikan dari berbagai perguruan tinggi, baik untuk keperluan skripsi, tesis hingga desertasi.
Ada banyak hal yang menjadi daya tarik berbagai pihak, khususnya dari kalangan madrasah. Akan tetapi yang paling mengemuka adalah sebabagi berikut :
1. Eksistensi Program Khusus. Program khusus MAN 1 Surakarta yang ada sekarang merupakan kelanjutan dari Madrasah Aliyah Program Khsusus (MAPK) yang dirintis oleh menteri agama KH.Munawir Sadzali, pada tahun 1990 sebagai proyek madsarah keagamaan percontohan. Program ini pada mulanya hanya ada 10 di seluruh Indonesia dan kemuadian dikembangkan menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan. Program pendidikan madrasah dengan sistem pondok pesantren (islamic boarding school) ini merupakan perpaduan antara 3 model pendidikan Islam, yaitu madrasah (sekolah Islam), pondok salaf , dan pondok modern. MAPK dan MAKN dinilai oleh banyak pihak telah berhasil menelorkan alumni madrasah yang berkualitas. Namun seiring dengan perubahan kebijakan pendidikan nasional, pemerintah membubarkan program ini. Namun demikian MAN 1 Surakarta tetap menyelenggarakan model pendidikan MAPK dengan sistem pondok pesantren secara mandiri hingga sekarang.
2. Faktor Alumni. Meskipun usia Program Khusus MAN 1 Surakarta relatif muda (21 tahun) , akan tetapi alumninya telah tersebar di berbagai perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. Lebih dari 130 alumni madrasah ini telah melanjutkan studi ke Timur Tengah dan negara Asia lainnya. Alumni yang belajar di Al Azhar Kairo telah banyak mencatat prestasi. Beberapa ada yang mencatatkan sejarah sebagai mahasiswa asing terbaik, doktor muda. Bahkan tiga kali berturut-turut alumni MAN 1 Surakarta menjadi mahasiswa Indonesia terbaik di Kairo. Tidak hanya di Timur Tengah, banyak juga alumni madrasah ini yang telah menempuh pendidikan S2 dan S3 di Eropa, seperti Belanda, Canada, German, Inggris dan Australia. Kiprah alumni di masyarakat pun terhitung mengkilat, mulai dari guru, penulis, penerjemah, peneliti, pengusaha dan lain-lain. Di antara alumni yang dikenal luas adalah Habiburrahman Al Sirazy (Penulis Novel) dan Burhanuddin Muhtadi (Pengamat Politik LSI).
3. Faktor Pembelajaran Bahasa Arab. Faktor lain yang menarik berbagai madrasah untuk melakukan studi ke Program Khusus MAN 1 Surakarta adalah faktor pembelajaran bahasa Arab dan Inggris. Di samping mendalami ilmu-ilmu keIslaman peserta didik pada madrasah ini dituntut mampu berbahasa Arab dan Inggris aktif. Kegiatan pembelajaran mapel-mapel agama juga menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya. Secara rutin siswa juga mendapatkan pengalaman mempraktekan bahasa Arab dan Inggris mereka bersama penutur asli (native speaker). Minimal setahun 2 kali Program Khusus MAN 1 Surakarta mendatangkan native dari Eropa dan Timur Tengah untuk menjadi guru tamu. Banyak native yang merasa excited setelah mengetahui bahwa para siswa Program Khusus MAN 1 Suakarta aktif berbahasa Arab atau Inggris. Beberapa perguruan tinggi juga pernah mengajak mahasiswa jurusan bahasa Arab berkunjung ke madrasah ini, seperti UIN Malang dan UIN Yogjakarta.
Dengan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi oleh pendidikan keagamaan umumnya dan madrasah pada khususnya, ternyata Program Khusus MAN 1 Surakarta masih dapat menunjukkan eksistensinya dan bahkan dengan penuh semangat dan kemantaban mengayunkan langkahnya menuju pendidikan madrasah yang ungggulan tidak hanya pada tingkat nasional, melainkan juga internasional.
Top of Form
Like · · Follow Post · November 20 at 9:45am
Saiful Rang Piliang mumpung tidak jauh dari Solo, diminta kawanku Benny Ridwan utk stuban ke MAN I Surakarta, hehe
Yosef Chairul Ok. Segera d tindaklanjuti bg alumni yg seputaran surakarta untuk d diskusikan pada 1/4 abad nanti
Arifkasyafputra faktor senioritas jga berpengaruh g y...?
Benny Ridwan Yang mendidik alumni MAPK Solo menjadi sukses dan besar adalah alumni MAPK Kotobaru, gak percaya, tanya sama Bambang Irawan, Febri Yulika
Benny Ridwan Jika MAPK SOLO punya Habiburrahman, kita punya Mhd Amin, jika mrk punya Burhanudin, kita punya Iswandi Syahputra, Imam Mansur, tapi mrk belum punya pengusaha emas spt Sutan Muluk Putra Caniago, mrk belum punya pakar telematika seperti
Ermansyah Tuangku Imam, Mansyah Tgk Imam
Idramis Assyariby di solo juga ada Sidik Hasan dan SUEFRIZAL / Bang Rizal (G.V). moga bisa diajak kerja samanya..........
Aji Dasrial Syams Kita selalu membanggakan sekolah lain,.... Padahal kita tidak jauh ketinggalan dr mereka,.... Malah bersaing,... Coba lihat tamatan lipia, iain (uin sekrng) di jkt,.... Buktinya para alumni menjadi dosen di daerah solo dan skitarnya,.... Kita tdk percaya dgn kekuatan kita sendiri,.......
Febri Yulika ya bang Benny Ridwan...apalagi ngajari anak solo bagaimana grup Kobar kompak dalam manjat stadion sriwedari solo biar gratis nonton bola Arseto Solo Vs medan jaya, PSMS Medan atau Semen Padang., betul begitu mas Bambang Irawan?
Saiful Rang Piliang Dr. Febri bukak coki, yg dr jogja ada yg datang ikut nonton gratis ga tuh???
Febri Yulika penggila bola itu adanya di solo bukan jogja pak hakim Saiful Rang Piliang
Saiful Rang Piliang Inggih, sendiko dawuh pak Doktor.. Haha
Iswandi Syahputra Saya ke stadion Sriwedari Solo hanya demi mengejar Iwan Fals pentas...
Edward Bot Jangan lupa...sebelum ke SOLO mampir ke Sragen (Rumah Bu'e)...
Irhas Papanya Zaya Kanda Zulhamdi sebenarnya ngabdi di solo atau di kobar? Paham kali dengan mapk solo.. Hehhe
Mohammed Rakhmat Alam hmm,, sepertinya ada kesalahpahaman komentator dalam membaca dan merespon postingan ustadz kakanda Ustad Zulhamdi. Sebagai alumni yang mengabdi di kobar, tentu beliau mengetahui bagaimana kondisi mapk/makn sekarang. Nah karena kondisi mapk koto baru yang sekarang sedikit pudar, karena kekhawatiran dan kecintaan beliau lah kanda ustadz zulhamdi menulis ini, melihat mapk/makn solo -walau terjadi "kekacauan" mapk di seluruh mapk/makn di Indonesia- tetap eksis, tetap maju, tetap mempertahankan sisem pembelajaran lama, dan menjadi perhatian di seluruh man/makn di Indonesia serta unggul secara nasional untuk masa sekarang (bukan masa lalu).

Ingat, roda selalu berputar, Kita jangan hanya melihat kejayaan masa lalu, sekarang adalah saatnya untuk menatap masa depan, mungkin dengan studi banding dengan mapk solo/surakarta tersebut bisa sedikit membantu untuk memecahkan problematika makn koto baru saat ini baik dari kurikulum dan sistem pembelajaran, sistem peraturan dan lain-lainnya.
Salam kompak selalu dari Generasi 19.
Edward Bot itu hanya Soal regulasi kebijakan bung!
Ahsanul Sultan Sulaiman Arif tapi mapk dulu dan sekarang sudah beda jauh kanda....
Ahsanul Sultan Sulaiman Arif k zulhamdi sebagai pelaku sejarah dulu dan sekarang mungkin merasakannya... bukan begitu kanda zulhamdi...

Oleh: Zulhamdi

0 Komentar Aje':

Posting Komentar